Instrumen 1. Mengidentifikasi unsur- unsur pembangun teks puisi. Tes tertulis. Uraian. 1. Sebutkan unsur pembangun dalam teks puisi "Hujan Bulan Juni" karya Sapardi Djoko Damono! Puisi Hujan Bulan Juni merupakan puisi yang berkaitan dengan kehidupan sehai- hari, apa yang dilukiskan dalam puisi sering kita temui dalam kehidupan. dalam
Beberapapuisinya sangat populer diantara lain; "Aku Ingin", "Hujan Bulan Juni", "Pada Suatu Hari Nanti", "Dalam Diriku", "Akulah Si Telaga", dan "Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari". Ari Malibu dan Reda Gaudiamo merupakan salah satu musisi yang memusikalisasikan karya karya dari Sapardi Djoko Damono.
Salam gan. Moga aja ane gak salah posting di sini :malu Beberapa hari lalu ane dan beberapa temen ane nyoba bikin dramatisasi puisi dari salah satu pujangga terkemuka Indonesia, Bapak Sapardi Djoko Damono. Dramatisasi puisi yang kami bikin, Hujan Bulan Juni (selain emang suka ama puisi ini, juga bertepatan ama bulan sekarang, dan pas lagi cukup sering hujan juga ya gan, halah).
KUMPULANPUISI TERBAIK - 1. HUJAN BULAN JUNI Sapardi Djoko Damono. tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu
Nahberikut ini adalah salah satu puisi legendaris karya Sapardi Djoko Damono yaitu Puisi hujan bulan juni silahkan disimak saja berikut ini. Puisi Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono. Hujan Bulan Juni. tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu. tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu. tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni dibiarkannya yang tak
situs dewasa yang diblokir oleh kementerian komunikasi dan informatika. Oleh Era Madani Idil, Guru SMPN 1 Bangkinang Kota, Kabupaten Kampar, Riau - Berpuisi adalah cara kita mengungkapkan rasa lewat kata-kata yang indah penuh makna. Puisi adalah ungkapan dari pikirin, perasaan, dan imajinasi seseorang. Dengan pembelajaran menulis puisi, bisa melatih emosional seseorang dalam bentuk sebuah kreatifitas yang positif, sehingga melahirkan sebuah karya yang bisa dinikmati. Dilansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat. Baca juga Contoh Rima dalam Puisi Pengertian puisi menurut para ahli Berikut beberapa pengertian puisi menurut para ahli, yakni Herman J. Waluyo Pengertian puisi menurut Herman J. Waluyo adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan struktur fisik dan struktur batinnya. Tarigan Pengertian puisi menurut Tarigan yaitu pengucapan dengan perasaan, berbeda dengan prosa yang diungkapkan melalui pengucapan dengan pikiran. Rahmat Joko Pradopo Pengertian puisi menurut Rahmat Joko Pradopo ialah ekspresi pemikiran yang membangkitkan perasaan, ia mampu membangkitkan imajinasi panca indera dalam suasana yang berirama. E. Kosasih Dikutip dari buku Apresiasi Sastra Indonesia Puisi, Prosa, Drama 2000, puisi yaitu kesatuan teks atau karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan mengutamakan keindahaan kata-kata. Puisi mengungkapkan berbagai hal. Kerinduan, kegelisahan, atau pengaagungan kepada Sang Khalik yang diungkapkan dalam bahasa yang indah. Baca juga Puisi Kontemporer, Puisi Unik Zaman Kini Unsur-unsur pembangun puisi Unsur-unsur pembangun puisi berfungsi sebagai unsur fisikpuisi, yakni unsur yang dapat dikenali langsung oleh pembaca karena sifatnya tersurat. Di samping itu, ada pula unsur batin yakni unsur yang tersembunyi di balik unsur-unsur fisik. Untuk menemukannya, kamu harus memahami puisi itu dengan baik. Dengan cara demikian, akan tersingkap unsur batin, yang di dalamnya meliputi tema, amanat, perasaaan penyair, dan nada atau sikap penyair terhadap pembaca. Unsur-unsur pembagun puisi meliputi Majas Majas figurative language adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menciptakan kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya. Untuk menimbulkan kesan-kesan tersebut, bahasa yang dipergunakan berupa perbandingan, pertentangan, perulangan, dan perumpamaan. Majas merupakan penggunaan jenis kata tertentu agar mendapatkan efek dalam sebuah karya sastra sehingga menjadi lebih hidup. Dapat diartikan juga sebagai keragaman ciri bahasa yang berkelompok dan cara khusus dalam menyampaikan perasaan dan pikiran dalam bentuk lisan ataupun tulisan. Baca juga Puisi Lama Pengertian, Jenis, dan Contohnya Irama musikalitas Irama dalah alunan bunyi yang teratur dan berulang-ulang. Irama berfungsi untuk memberi jiwa pada kata-kata dalam sebuah puisi yang pada akhirnya dapat membangkitkan emosi tertentu seperti sedih, kecewa, marah, rindu, dan bahagia. Kata- kata konotasi Kata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata itu telah mengalami penambahan-penambahan, baik berdasasrkan pengalaman, kesan, maupun imajinasi, dan perasaan penyair. Kata-kata berlambang Lambang atau simbol adalah sesuatu seperti gambar, tanda, ataupun kata yang menyatakan maksud tertentu. Lambang-lambang seperti itu pula sering digunakan penyair dalam puisinya. Contoh unsur-unsur pembangun dalam puisi Berikut unsur-unsur pembangun dalam puisi “Hujan Bulan Juni" Karya Sapardi Djoko Damono, yaitu Hujan Bulan Juni tak ada yang lebih tabahdari hujan bulan Junidirahasiakannya rintik rindunyakepada pohon berbunga itu tak ada yang lebih bijakdari hijan bulan Junidihapusnya jejak-jejak kakinyayang ragu-ragu di jalan itu tak ada yang lebih arifdari hujan bulan Junidibiarkannya yang tak terucapkandiserap akar pohon bunga itu Baca juga Unsur Bahasa dalam Puisi Unsur-unsur pembangun puisinya, yaitu Majas dalam puisi “Hujan Bulan Juni" Terdapat dua majas dominan dalam puisi Hujan Bulan Juni, yakni Majas personifikasi, adalah majas yang membandingkan benda- benda yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia. Dalam puisi itu yang dibandingkan adalah hujan. Hujan memiliki sifat tabah, bijak, dan arif. Sifat-sifat itu biasanya dimiliki oleh manusia. Majas paralelisme, adalah majas perulangan yang tersusun dalam baris yang berbeda. Kata yang mengalami perulangan dalam puisi itu adalah tak ada yang lebih. Kata–kata itu berulang pada setiap baitnya. Irama dalam puisi "Hujan Bulan Juni" Irama puisi itu harus diekspresikan dengan lembut sebagai perwujudan dari rasa kagum dan simpati. Hal itu tampak pada kata–kata pujian yang ditujukan pada “Hujan Bulan Juni” yang bersikap tabah, bijak, dan arif. Kata-kata konotasi Perhatikan kata – kata bermakna konotasi dalam puisi “Hujan Bulan Juni”, berikut Kata Makna dasar Tambahan Hujan Air yang turun dari langit Perbuatan Baik Rintik Titik percik air Sesuatu yang kecil, tetapi banyak Pohon berbunga Pohon yang memiliki bunga Kehidupan yang baik,yang menjanjikan Jejak-jejak kaki Tapak Pengalan hidup Jalan Tempat untuk melintas Alur Kehidupan Diserap Masuk kedalam liang kecil Dimanfaatkan Akar Bagian terbawah dari pohon Awal kehidupan Kata-kata berlambang Kata-kata berlambang yang tampak pada puisi "Hujan Bulan Juni" dinyatakan dengan kata hujan dan bunga. Hujan merupakan perlambang bagi kebaikan atupun kesuburan. Sementara itu, bunga bermakna keindahan. Baca juga Puisi Definisi dan Ciri-cirinya Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Puisi “Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono merupakan salah satu karya sastra yang sangat populer di Indonesia. Penggunaan kata-kata yang sederhana namun sarat makna, menjadikan puisi ini dapat menggugah perasaan dan mempengaruhi banyak pembacanya. Dalam artikel ini, kita akan mengungkap makna mendalam yang terkandung dalam puisi ini dan mengapa karya ini begitu populer. “Hujan Bulan Juni” merupakan sebuah puisi pendek karya sastrawan Indonesia bernama Sapardi Djoko Damono yang dimuat dalam kumpulan puisi “Perahu Kertas” yang diterbitkan pada tahun 1995. Puisi ini menggambarkan suasana hujan yang turun pada bulan Juni. Hujan yang turun pada bulan Juni sendiri merupakan metafora dari perasaan cinta yang mengalir dalam hati. Dalam puisi ini, Sapardi menciptakan suasana yang melankolis dan menggugah perasaan pembaca. Puisi “Hujan Bulan Juni” menciptakan gambaran tentang hujan yang turun pada bulan Juni, yang mengisyaratkan keindahan dan kelembutan cinta. Sapardi melukiskan suasana hujan di bulan Juni sebagai perwujudan dari perasaan cinta yang memancar dalam hati seseorang. Meskipun puisi ini berkisah tentang kelembutan cinta, terdapat juga perasaan melankolis yang kuat. Sapardi mengekspresikan rasa kehilangan dan kerinduan dalam puisi ini. Hal tersebut mengingatkan pembaca bahwa cinta dapat memunculkan kesedihan ketika sosok yang dicintai telah tiada. BACA JUGA Lika-liku Kehidupan Rumah Tangga dalam Buku Selembut Angin Setajam Ranting Puisi “Hujan Bulan Juni” menjadi sangat populer karena kekuatannya dalam kesederhanaannya. Puisi ini tidak begitu panjang, namun Sapardi mampu mengekspresikan makna yang mendalam. Kata-kata yang sederhana namun bermakna kuat, serta pilihan kata yang indah dan sederhana, menjadikan puisi ini mudah diingat oleh para pembaca. Puisi “Hujan Bulan Juni” menciptakan sebuah hubungan emosional antara penulis dan pembaca. Sapardi mengekspresikan perasaan pribadinya dengan begitu jujur dan sederhana, sehingga pembaca dapat mengaitkannya dengan pengalaman pribadi mereka sendiri. Hal tersebut memungkinkan puisi ini menjadi sangat pribadi dan relevan bagi setiap pembaca, sehingga dapat menambah kepopulerannya. Dapat disimpulkan bahwa puisi “Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono adalah karya sastra yang mengandung makna mendalam tentang cinta, kehilangan, dan keindahan alam. Dengan kata-katanya yang sederhana namun kuat, puisi ini mampu menyentuh hati pembaca. Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Tak ada yang lebih arifDari hujan bulan juniDibiarkannya yang tak terucapkanDiserap akar pohon bunga ituBAB IIIMETODE PENELITIANDalam analisis ini yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif. Menurut Endraswara 20085, penelitian kualitatif ini dilakukan dengan mengutamakan pemahaman yang lebih mendalam tentang interaksi antara konsep-konsep yang diselidiki secara empiris daripada angka-angka. Sedangkan menurut Sutopo 2006 40, penekanannya adalah pada penelitian kualitatif termasuk penjelasan kalimat rinci dan lengkap yang menjelaskan keadaan yang sebenarnya, guna mendukung penyajian dari data. Metode kualitatif mencakup sejumlah fenomena sosial yang data analisis berupa puisi "Hujan Bulan Juni" karya Sapardi Djoko Damono. Dalam kasus ini, penulis akan fokus pada analisis struktur batin dan fisik puisi. Struktur batin puisi meliputi perasaan, nada, suasana, amanat, dan tema. Sedangkan struktur fisik puisi meliputi diksi, pencitraan, majas, tipografi, kata konkret, pengimajian, dan analisis data yang digunakan adalah teknis analisis interaktif meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan simpulan. Prosedur penelitian ini mengikuti prosedur pendekatan kualitatif yang sesuai dengan Sutopo 2006187 yaitu mengumpulkan data, menentukan objek penelitian, mengumpulkan referensi relevan dengan penelitian, dan menganalisis objek penelitian sesuai dengan struktur batin serta struktur fisik IVHASIL DAN PEMBAHASANDalam melakukan analisi puisi "Hujan Bulan Juni" karya Sapardi Djoko Damono, peneliti fokus menganalisis struktur batin dan struktur fisik dalam puisi tersebut. Struktur batin meliputi tema, rasa, nada dan suasana, serta amanat. Sedangkan struktur fisik meliputi tipografi, diksi, pengimajian, majas, kata konkret, Bulan JuniKarya Sapardi Djoko Damono Tak ada yang lebih tabahDari hujan bulan juniDirahasiakannya rintik rindunyaKepada pohon berbunga itu Tak ada yang lebih bijakDari hujan bulan juniDihapusnya jejak-jejak kakinyaYang ragu-ragu dijalan ituTak ada yang lebih arifDari hujan bulan juniDibiarkannya yang tak terucapkanDiserap akar pohon bunga ituPuisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono ini menceritakan mengenai rasa yang tertahan. Rasa terseut berupa rindu dan cinta yang tak sempat disampaikan. Berikut adalah hasil struktur batin dan fisik puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Analisis Struktur BatinKeteranganBait dan Baris Puisi1. TemaDari pokok bahasan puisi ini dapat disimpulkan bahwa cinta yang terpendam dan lebih memilih untuk mencintainya dalam tersebut dapat terlihat pada bait pertama yaitu Tak ada yang lebih tabahDari hujan bulan juniDirahasiakannya rinrik rindunyaKepada pohon berbunga penyair dalam puisinya mengandung perasaan sedih, kesabaran, sendu dan kesederhanaan atas ketulusan tersebut dapat terlihat dalam bait ketiga baris ketiga dan keempat yaitu Dibiarkannya yang tak terucapkanDiserap akar pohon bunga itu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-15 052728 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d78675f7c19b92d • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Kali ini kita akan mencoba ke luar dari zona nyaman. Kita tidak akan menganalisis puisi Hujan Bulan Juni karya Pak Sapardi dengan menggunakan pendekatan mimetik, ekspresif, pragmatik, ataupun obyektif, melainkan menggunakan pendekatan SOAR untuk mengupasnya. Pak Sapardi Djoko Damono memang selalu membawa ciri khas tersendiri dalam sebuah puisinya. Penggunaan kata yang sederhana dan penggambaran alam merupakan salah satu ciri khas dari berbagai karya yang dibuatnya, termasuk puisi “Hujan Bulan Juni.” Meski penggunaan kata dalam puisi ciptaannya cukup sederhana, namun mengandung makna yang sangat kuat dan mendalam. Hujan Bulan Juni, puisi legendaris ini, ternyata juga puisi tercepat yang diramu oleh Pak Sapardi. Dalam tempo sangat singkat, tak sampai sehari, puisi termasyhur ini berhasil digarap olehnya. Tak hanya sampai disitu saja, puisi ini juga sempat bertransformasi menjadi sebuah karya prosa atau novel dengan judul yang sama. Berikut ini puisi “Hujan Bulan Juni” yang diciptakan oleh Pak Sapardi pada tahun 1989. Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni Dirahasiakannya rintik rindunya Kepada pohon berbunga itu Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu Sudah cukup banyak saya temukan analisis puisi Pak Sapardi memakai pendekatan yang dikemukakan oleh Abrams dan semua hasil analisisnya tentu tak usah diragukan lagi, sangat bagus sekali. Oleh karena itu, untuk melihat seberapa baguskah puisi Pak Sapardi kita perlu memakai kaca mata yang berbeda. Sebab kalau pakai kaca mata yang sama, mau bagaimanapun juga, ya pasti sudah bagus puisinya. Oleh karena itu, saya akan pakai kaca mata yang berbeda. Saya tidak akan pakai teori sastra untuk menganalisis puisi Hujan Bulan Juni ini, saya akan menggunakan metode perencanaan strategi yang digunakan untuk mengevaluasi strengths kekuatan, opportunities peluang, aspirations aspirasi, dan results hasil alias SOAR. Metode SOAR yang dipopulerkan oleh David Cooperrider ini normalnya digunakan untuk menganalisis situasi dan posisi yang dihadapi oleh organisasi dalam persaingan bisnis. Namun, karena puisi “Hujan Bulan Juni” Pak Sapardi Djoko Damono ini merupakai puisi yang diciptakan olehnya dalam waktu cukup singkat dari sekian banyak puisi hasil ciptaannya. Maka analisis ini tentu akan dibuat secara singkat dan dapat dibaca dengan waktu yang cukup singkat pula. Oke, untuk menghempas rasa penasaran kita, langsung aja kita kupas satu demi satu isi dari puisi Pak Sapardi ini. 1. strengths kekuatan Salah satu kekuatan mengapa puisi “Hujan Bulan Juni” ini sangat legendaris adalah karena penciptanya yaitu Pak Sapardi. Citra Pak Sapardi mampu terwujud dalam setiap hasil karya puisinya. Pak Sapardi merupakan sosok yang sangat sederhana dalam hidupnya, hal itu juga ia terapkan di setiap karya puisinya. Ia menggunakan kata-kata sederhana, namun dengan demikian itu seketika para pembaca dapat terhipnotis oleh pilihan katanya. Selain sosoknya yang sederhana, Pak Sapardi juga merupakan sosok penyair yang sangat romantik. Puisi “Hujan Bulan Juni” ini merupakan buktinya dan menjadi kekuatan tersendiri dari puisi ini. Dengan ketabahan sosok aku yang disimbolkan oleh hujan ia merelakan sosok perempuan yang disimbolkan oleh pohon berbunga dan ini dianggap sebagai perbuatan yang “bijak” dan “arif.” Kurang lebih inilah definisi “cinta tak harus memiliki.” Dengan demikian, penggambaran alam yang begitu kuat dalam puisi ini juga menjadi salah satu kekuatan. Hujan yang dijadikan subjek menggantikan posisi aku, memiliki makna yang maskulin sehingga ia mewakili jenis kelamin laki-laki. Penggambaran alam lainnya yang cukup kuat pada puisi “Hujan Bulan Juni,” yaitu penggambaran tentang ketabahan. Hal itu ditunjukkan pada sajak “dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu” si aku hujan merahasiakan rindu kepada si perempuan yang digambarkan oleh pohon berbunga. Pernah tidak kita bertanya-tanya? Mengapa “Hujan Bulan Juni” tidak “Hujan Bulan Desember” saja? Singkatnya, ketika Pak Sapardi membuat karya ini di tahun 1989, hujan tidak pernah jatuh di bulan Juni. Nah, tidak perlu diragukan penggambaran alam di puisi ini, kuat banget. 2. opportunities peluang Ada banyak peluang yang berpotensi dari puisi ini. Dengan kata yang sederhana namun memiliki makna sangat mendalam, puisi ini sangat memiliki peluang tinggi untuk dijadikan lagu, novel, dan film. Peluang besar lainnya, puisi ini bisa dijadiin status wa untuk generasi muda yang ketolak cintanya nih bahwa dengan berdalih “Cinta enggak harus memiliki." 3. aspirations aspirasi Aspirasi yang terdapat dalam puisi sebenarnya sangat penting dan berguna banget buat generasi muda. Untuk meminimalisir, kalau bisa sih enggak ada yang bunuh diri gara-gara cinta, berpeganglah teguh bahwa “Cinta enggak harus memiliki.” Kita harus punya sifat tabah, bijak, dan arif seperti “Hujan Bulan Juni” ini. 4. results hasil Hasil dari puisi “Hujan Bulan Juni” Pak Sapardi ini merupakan wujud dari berbagai peluang di atas. Ya, puisi “Hujan Bulan Juni” ini dapat menghasilkan lagu yang berjudul sama yang dinyanyikan oleh Ghaitsa Kenang, selain itu puisi “Hujan Bulan Juni” ini juga menghasilkan sebuah novel dengan judul yang sama dan diterbitkan pada tahun 2015. Dua tahun sesudahnya puisi ini juga menghasilkan film yang disutradarai oleh Reni Nurcahyo Hestu Saputra dengan judul yang sama juga. Terakhir, hasil paling aneh dan di luar perkiraan dari sebuah puisi legendaris “Hujan Bulan Juni” Pak Sapardi, adalah hasil analisis puisinya yang menggunakan metode SOAR, seperti tulisan ini. Terima kasih untuk kamu yang sudah setia membaca dari awal sampai akhir, enggak usah galau-galau lagi ya brodi, “Cinta tidak harus memiliki.”
instrumen puisi hujan bulan juni